Selasa, 27 Juli 2010

What would you do if you were me in this case?

Beberapa hari yang lalu, tepatnya hari sabtu malam -240710 @about 22pm-, gw naek angkot menuju SMA Alfa Centauri. Gw memutuskan nginep di sana karena besoknya ada acara Pelepasan Angkatan 5 SMA Alfa Centauri, dan gw panitianya. Lagian nginepnya banyakan.

Pas gw naik angkot, gw duduk di sebelah anak kecil yang berpakaian dan berbadan serba kucel alias dekil. Right after i sat, he pinched me and begged me some money. Karena gw ga punya receh, jadi ga gw kasih. Lalu, mata gw unpurposedly nengok ke sudut kiri angkot, dan apa yang gw liat adalah ternyata kawanan dari anak kecil yang barusan mengemis ke gw. Miris sekali kelihatannya. Salah satu dari mereka adalah seorang anak perempuan yang menurut gw cukup cantik. Tapi dia tidak lagi "cantik" saat gw liat cara dia mengasuh kedua "adik"nya [gw ga tau yang dua lagi adik kandungnya atau bukan]. Dia memperlakukan salah satu adiknya secara kasar (bahasa yang sering gw pakai: nge-degung-in).

Tapi dalam hati gw, gw merasa kasihan kepada mereka. Gw pengen banget ngebantu mereka, minimal memberi mereka tempat tinggal yang layak dan mengajarkan mereka bagaimana cara "hidup". Tapi apa boleh buat, yang gw bisa lakuin saat itu hanya menangis dalam hati. Gw merenung tentang segala hal yang menyangkut kasus ini. Gw emang bener2 ga bisa bantu mereka saat ini. Gw aja tinggal masih ngontrak, furthermore, rezeki gw belum cukup buat ngasih mereka sedekah. Buat ongkos aja pas-pasan.

Mulai sekarang, GOALS gw nambah, gw pengen mendirikan sebuah Panti Asuhan. Biar gw bisa berguna. Biar gw ga cuma seonggok daging yang tak berguna. Gw pengen ngerubah dunia, bersama.

Together, We Can Do Whatever We Wanna Do. If There Is A Will, There Is A Way.


“If I am not for myself, who will be for me? If I am not for others, what am I? And if not now, when?”
Rabbi Hillel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar