Ada yang bilang "dunia tak seluas daun kelor." (emang harusnya bukan seluas tapi selebar)
Jadi, sebenarnya luas dunia (Ld) itu ada batasnya.
Ldaun kelor < Ld < Ldunianya ahmad saefulloh hafiddin
Ket:
Ldaun kelor = Luas Daun Kelor
Ld = Luas Dunia
Ldunianya ahmad saefulloh hafiddin = Lrumah ahmad saefulloh hafiddin + Langkot jurusan gedebage-simpangdago + Lkampus itb + Lssc diponegoro + Lssc sumurbandung + Lq-college + Lpusdai + Lwarnet terbesar di bandung + Lbeberapa-tempat-lain-yang-tidak-terlalu-sering-
gw-kunjungi
Sebuah kebenaran yang kebetulan gw dipercayai amanah untuk mengajar (tambahan) anak-anak kelas XII SMA Alfa Centauri yang sebentar lagi akan menghadapi perang melawan soal-soal terkutuk, haha..
Gw daftar untuk mengajar materi-materi fisika, tapi untuk minggu ini, gw diberi amanah untuk mengisi matematika, karena armada matematika kurang. Ya sudahlah, tak apa.
Mungkin aja pas gw lagi ngajar integral, ada yang nanya "Ka, batas atas sama batas bawah dunia berapa?"
Kenapa pertanyaannya harus seperti itu? Karena biar bisa gw jawab dengan hipotesis gw dan AKU BANGGA, wahahhaahaha.. (yang mau muntah, muntah aja, gw udah duluan)
Mimpi lo met punya hipotesis!
Itu emang mimpi gw. Suatu saat nanti, entah di fisika atau matematika, akan ada hukum atau postulat dengan nama gw. Hahah.. *ketawa garing*
Talking-talking about mimpi, semalem gw mimpi. Ceritanya begini..
Sebenarnya gw lupa awalnya, karna awalnya emang kurang berkesan. Pokoknya tau-tau gw lagi duduk di warung deket pangkalan ojek di rumah gw (entah gw berperan jadi tukang ojek saat itu.. tapi gak mungkin, pokoknya NGGA!). Gw mendengar suara pengeras suara dari SMP gw yang berada di dekat situ. Suara di sana kurang lebih memanggil peserta lomba (entah lomba apa, sepertinya presentasi or something like that).
Gw dengar nama "Yusuf, Melinda, bla.bla.bla..." (hanya itu yang gw dengar)
Gw ga pernah berpikir kalo dua nama yang suara itu panggil ternyata adalah orang yang gw kenal. Anehnya, Yusuf itu kan anak kelas XI SMA Alfa Centauri tahun ini, sedangkan Melinda, dia adalah seorang cewe yang waktu SMP seangkatan dengan gw, sekelas malah, 3H. Kenapa mereka bisa kaya yang seangkatan yah? Biarlah, namanya juga mimpi, kupikir. (anehnya lagi, gw sadar kalo itu mimpi)
Pas si Melinda lewat, gw ngerasa seperti kehilangan waktu beberapa detik. Pas sadar, tau-tau dia udah hilang dari pandangan gw.
Pas si Yusuf lewat (bukan, mana mungkin gw timpuk dia pake kaleng kerupuk), terjadi percakapan antara gw dan dia.
gw : Sup, sekelompok sama dia? (nunjuk Melinda)
dia : iya..
gw : yang tadi namanya melinda kan? bilangin, salam dari ahmad..
dia : ...
Gw senyum sendiri, penyakit kumat..
Dengan tiba-tiba (all of a sudden, ciee), semua setting (tempat, waktu, dan lain-lain) berubah. Gw sedang duduk di sebuah besi pembatas jalan. Langit menyatakan hari sudah sore. Ibu warung berubah jadi kelelawar sore (nggak lah!).
Tanpa kusadari, ada seorang perempuan duduk di sebelah gw dengan raut wajah malu. Rambutnya panjang, bajunya putih. (sama! awalnya gw pikir itu kunti, tapi bukan) Dia Melinda. Terjadilah percakapan yang tak bisa dihindari.
gw : Eh, mel. Koq bisa ada di sini?
(asalnya gw mau bilang, 'eh, ada kuntilanak', tapi ga mungkin)
Melinda : ... (ga jawab)
gw : (mengalah dan memulai sebuah topik)
masih inget aku?
Melinda : Iya.
gw : Haha. Eh, sekolah di mana sekarang? [Tujuh?]
Melinda : MA. (dia jawabnya 'ma' bukan 'em a', tapi gw ngerti)
gw : MA berapa? satu?
Melinda : Iya. kamu?
gw : aku di itb.
Melinda : jurusan apa?
gw : elektro. teknik elektro..
Percakapan terasa begitu kaku. Sesuatu yang aneh terjadi lagi. Tiba-tiba gw dan Melinda berada di sebuah beranda gedung (entah gedung apa, tidak terlalu tinggi) sambil duduk-duduk. Dia duduk sila, gw duduk dengan kaki selonjoran dan satu kaki dikeluarkan dari beranda. Di sebelah kiri ada mading panjang, di sebelah kanan ada besi pembatas beranda dan lapangan basket di bawahnya. Di sini, kita ngobrol, tapi udah gak kaku lagi.
gw : sering ke sini?
Melinda : (mukanya dideketin ke muka gw) Hah? Apa? (kayanya gak fokus)
gw : sering ke sini? (gw ulangi)
Melinda : baru... kamu?
gw : dari pertama kita lulus baru ke sini lagi?
Melinda : iyaa..
gw : sama..
gw lagi : eh, koq tadi kamu nyamperin aku?
(pas gw lagi ngomong ini, hape dia bunyi..)
Melinda : (menempelkan hape di kuping kanannya)
Iya, ade tunggu aja aku di situ, bentar lagi aku ke situ..
(menutup hape)
eh, tadi kamu ngomong apa? maaf.
gw : emm, tadi koq kamu nyamperin aku?
kan aku cuma nyampein salam aja lewat yusuf.
ga nyuruh kamu nemuin aku.
Melinda : (berpikir sebentar, mukanya kelihatan merah) ...
Ketika dia tepat akan menjawab. Ada suara yang memanggil gw. "Sep, sholat!"..
Ternyata ibu gw. Gw penasaran dengan kelanjutan mimpi itu. Semuanya berjalan seolah itu benar-benar terjadi tapi gw tahu bahwa itu mimpi.
Tapi gw teringat kata-kata seorang teman seangkatan gw di SMA Alfa Centauri di sebuah seminar GoesToMyCampus yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Alfa Centauri, "mimpi yang kita alami, itu hanya sebagian kecil dari cerita yang terjadi di alam mimpi. kita tidak tahu cerita sebelum kita masuk ke alam mimpi. kita juga tidak tahu setelah kita bangun ceritanya seperti apa."
Hmm. Mungkin sebelum gw masuk mimpi itu gw dikejar monster laba-laba raksasa, atau mungkin gw dikurung di gunung tinggi sunyi tempat hukuman para dewa. Mungkin setelah gw bangun, gw dan Melinda dikerjar kuntilanak, atau jatuh dari beranda dan mati. Siapa yang tahu?
Gw bangun, wudhu, sholat. Lalu mulut gw dan pita suara gw tiba-tiba menyanyikan reffrain lagunya Ada Band yang judulnya senandung lagu cinta.
jurang yg dalam pisahkan kita
yg tak mungkin untuk dilalui
biarlah lagu cinta ini
terdengar dalam kalbu
Entah kenapa. Mungkin alam bawah sadar gw yang memerintah mereka.
Tapi gw penasaran apa arti dari mimpi itu.. Karena kata orang, 'setiap mimpi punya arti'..
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Well, sekarang gw berada di sebuah warnet di sebuah daerah bernama Muara Rajeun. Dan, yup, benar, gw bolos kuliah. Maaf bu, maaf semuanya.
:-<
Sekian dari gw. Hufft. Sudah lama tidak meng-update blog. Semoga ke depannya lebih sering update blog..
Jya.. Mata nee..
All men dream, but not equally. Those who dream by night in the dusty recesses of their minds, wake in the day to find that it was vanity: but the dreamers of the day are dangerous men, for they may act on their dreams with open eyes, to make them possible.
T. E. Lawrence
_ameth_